Cikarang, Indonesia

Pilihan Obat Anti Hipertensi

Pilihan Obat Anti Hipertensi

Pemilihan obat antihipertensi umumnya dipilih berdasarkan efektivitas klinis yang tepat dan efek samping yang minimal. Apabila hipertensi tidak dideteksi dan diterapi sejak awal secara optimal, maka dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal ginjal dan bahkan kematian. Pemilihan obat antihipertensi masih sering menjadi masalah, terutama dalam hal menentukan terapi yang paling optimal.

Di Indonesia terdapat panduan untuk memilih antihipertensi yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) tahun 2015, serta Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (Indonesian Society of Hypertension / INASH) tahun 2019. Dari panduan tersebut, setidaknya ada 5 golongan obat yang direkomendasikan, yaitu:

  • Angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACEI): captopril, lisinopril
  • Angiotensin receptor blockers (ARB): candesartan, valsartan
  • Beta-blockers: bisoprolol, atenolol, propranolol
  • Calcium channel blockers (CCB)-dihydropyridine: amlodipine, nifedipine
  • Calcium channel blockers (CCB)-nondihidropiridin: diltiazem, verapamil
  • Diuretik (thiazide / thiazide-like diuretic): hydrochlorothiazide, indapamide

Obat-obatan tersebut dipilih karena telah terbukti secara efektif menurunkan tekanan darah, terdapat hasil randomized – controlled trials (RCTs) yang menunjukkan kemampuan obat dalam menurunkan tekanan darah. Perlu diingat juga untuk dapat memilih obat antihipertensi sesuai dengan penyakit komorbid pada setiap individu, misalnya pasien disertai diabetes, jantung koroner, stroke atau gangguan ginjal.

Dari kelima kategori tersebut, KFSP memproduksi bahan baku untuk 3 golongan yang berbeda yaitu Angiotensin Receptor Blocker (Candesartan), Beta Blockers (Bisoprolol) dan Calcium Channel Blockers (Amlodipine). Lebih detailnya dapat dilihat pada halaman berikut API Products – PT. Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (kfsp.co.id)

Related Posts